Asesmen Nasional atau biasa disingkat AN adalah evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk pemetaan mutu sistem pendidikan pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dengan menggunakan instrumen asesmen kompetensi minimum, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.
Dalam pelaksanaannya AN hanya dapat dilaksanakan dengan menggunakan system tes berbasis komputer. Sedangkan moda tes yang dapat dipilih adalah moda tes komputer daring (online) dan semi daring (semi online). Mekanisme dan prosedur pelaksanaan AN mengacu kepada Prosedur Operasional Standar (POS) AN yang ditetapkan oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 17 tahun 2021 tentang Asesmen Nasional ditempatkan pada Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 832.
Selanjutnya hal-hal yang bersifat teknis pelaksanaan di lapangan dijabarkan secara lebih rinci dalam Petunjuk Teknis (Juknis) Pelaksanaan AN. Tujuan diterbitkannya Juknis Pelaksanaan AN ini adalah untuk memberikan panduan teknis kepada pelaksana AN di tingkat pusat, daerah, dan satuan pendidikan dalam melaksanakan AN yang sesuai dengan POS AN. Tidak semua bagian dari POS AN dicantumkan dalam Juknis ini tetapi hal-hal teknis yang dianggap penting dan belum tercantum di dalam POS AN yang diperjelas melalui Juknis ini. Diharapkan dengan adanya Juknis Pelaksanaan AN ini semua pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan AN dapat melaksanakan AN dengan baik sehingga menghasilkan informasi asesmen yang bermanfaat bagi perbaikan dan kemajuan proses pembelajaran.
Menurut info dari laman web https://anbk.kemdikbud.go.id/ yang diposting tangga 12 Agustus 2022 adalah sebagai berikut :
Untuk persiapan Gladi Bersih jenjang SMA/SMK/SMALB/Paket C sederajat, berikut langkah-langkah yang harus segera dilakukan:
Memperbaharui data infrastruktur, proktor utama dan teknisi
Memilih status dan moda pelaksanaan
Mengisi rincian komputer proktor, klien, dan ruang untuk mendapatkan ID Proktor
Mengatur peserta ke ID proktor/ruang, gelombang dan sesi
Tanggal-tanggal penting Gladi Bersih ANBK
No
Tanggal
Kegiatan
GLADI BERSIH
1.
Maks 17 Agustus
Pemutakhiran Data (Status/Moda dan Gelombang/Sesi)
2.
20-21 Agustus
Sinkronisasi Gladi Bersih
3.
22-25 Agustus
Pelaksanaan Gladi Bersih
Catatan:
Gladi bersih menggunakan data sebenarnya
Pengaturan gelombang dan sesi pada gladi bersih TIDAK DAPAT DIEDIT dan akan menjadi acuan dalam pelaksanaan AN Utama.
Gladi bersih diikuti oleh proktor, teknisi dan siswa
VHD ANBK 2022_FRESH Versi 14.0.0.1 sudah tidak digunakan dan diganti dengan new_VHD ANBK 2022-07_FRESH Versi 14.22.7.0
Selanjutnya semua rangkaian AN 2022 Moda Semi Daring pada semua jenjang menggunakan new_VHD ANBK 2022-07_FRESH Versi 14.22.7.0
Bagi bapak/ibu proktor berikut admin sediakan link download VHD ANBK 2022 FRESH Versi 14.22.2.0 admin bagi dalam beberapa part, dikhawatirkan terkendala jaringan di tempat bapak/ibu proktor berada dan karena banyak link penyimpanan yang sudah melampaui batas download.
Silahkan unduh melalui tautan berikut
Download NEW_VHD ANBK 2022-07_FRESH Versi 14.22.7.0
Asesmen Nasional atau biasa disingkat AN adalah evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk pemetaan mutu sistem pendidikan pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dengan menggunakan instrumen asesmen kompetensi minimum, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.
Dalam pelaksanaannya AN hanya dapat dilaksanakan dengan menggunakan system tes berbasis komputer. Sedangkan moda tes yang dapat dipilih adalah moda tes komputer daring (online) dan semi daring (semi online). Mekanisme dan prosedur pelaksanaan AN mengacu kepada Prosedur Operasional Standar (POS) AN yang ditetapkan oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 17 tahun 2021 tentang Asesmen Nasional ditempatkan pada Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 832.
Selanjutnya hal-hal yang bersifat teknis pelaksanaan di lapangan dijabarkan secara lebih rinci dalam Petunjuk Teknis (Juknis) Pelaksanaan AN. Tujuan diterbitkannya Juknis Pelaksanaan AN ini adalah untuk memberikan panduan teknis kepada pelaksana AN di tingkat pusat, daerah, dan satuan pendidikan dalam melaksanakan AN yang sesuai dengan POS AN. Tidak semua bagian dari POS AN dicantumkan dalam Juknis ini tetapi hal-hal teknis yang dianggap penting dan belum tercantum di dalam POS AN yang diperjelas melalui Juknis ini. Diharapkan dengan adanya Juknis Pelaksanaan AN ini semua pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan AN dapat melaksanakan AN dengan baik sehingga menghasilkan informasi asesmen yang bermanfaat bagi perbaikan dan kemajuan proses pembelajaran.
Bagi bapak/ibu proktor berikut admin sediakan link download VHD ANBK 2022 FRESH karena banyak link-link yang sudah melampaui batas download.
Juknis TPG Tahun 2019 telah mengalami Revisi atau Perbaikan dalam beberapa poin, termasuk dalam Ekuivalensi Tugas Tambahan Guru di Simpatika.
Ekuivalensi tugas tambahan guru madrasah di simpatika merupakan penyesuaian pemberian JTM kepada guru yang memiliki tugas tambahan selain melaksanakan pembelajaran dikelas dan tercatat dilaman simpatika kemenag.
Sehingga dapat dipahami bahwa ekuivalensi tugas tambahan di Simpatika Kemenag merupakan penambahan JTM kepada guru atas tugas tambahan yang dibebankan kepadanya oleh kepala madrasah selain mengajar dikelas yang nantinya JTM tersebut direkapitulasi dengan beban utama guru yakni mengajar sehingga dapat menjadi tambahan JTM sebagai persyaratan pencairan tunjangan insentif maupun tunjangan profesi guru (TPG).
Dikutip dari laman resmi Simpatika portal, bahwa Simpatika terbaru 2022, ada Ekuivalensi tugas tambahan guru madrasah berikut ini mengacu pada perubahan/revisi Juknis Tunjangan Profesi Guru Madrasah Tahun 2022 untuk pemenuhan beban tugas guru madrasah sebagai acuan penghitungan ekuivalensi Jumlah Tatap Muka guru yang memiliki tugas tambahan di madrasah.
Sehingga diharapkan para Guru penerima tunjangan profesi guru (TPG), kepala madrasah, dan operator lembaga dapat memahami isi revisi/perubahan juknis TPG Madrasah tersebut untuk menghindari kesalahan input data pada layanan Simpatika Kemenag yang nantinya berdampak pada kelayakan guru penerima TPG Madrasah agar memenuhi persyaratan untuk dibayarkan.
Untuk Mengetahui Ekuivalensi Tugas Tambahan Guru di Simpatika Terbaru 2022, sebagai berikut:
- Kepala Madrasah: 24 JTM
- Wakil Kepala Madrasah (MTs dan MA) dan Koordinator bidang (MI): 12 JTM
- Kepala Perpustakaan dan Kepala Laboratorium/Bengkel/Produksi: 12 JTM
- Kepala Program Keahlian (Prodi) pada - Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK): 12 JTM
- Pembimbing khusus pada program inklusi: 12 JTM
- Pembina Asrama: 12 JTM
- Koordinator PKB/PKG: 6 JTM
- Wali Kelas: 6 JTM
- Pembina Pramuka atau pembina UKS: 2 JTM
- Pembina OSIS: 6 JTM Pengurus
Organisasi/Asosiasi Guru;
- Tingkat kota/kab setara 1 JTM,
- Tingkat propinsi setara 2 JTM dan
- Tingkat nasional setara 3 JTM,
- Ketua LSP-P1 : 1 JTM
- Penilai Kinerja Guru: 2 JTM
Melalui Layanan SIM PTK Online ini, Kemenag mengembangkan beragam program kerja untuk kepentingan PTK Kemenag, meliputi: Digitalisasi Portofolio PTK, Bantuan/Beasiswa PTK, Tunjangan PTK, Diklat PTK, Sertifikasi PTK, Pemetaan Mutu PTK, dan beragam program lainnya.
Proses transaksi data pada Layanan SIM PTK Online Kemenag akan melibatkan secara berjenjang dari individu PTK, Pimpinan Madrasah/Sekolah, Kantor Kemenag Kab/Kota, Kantor Wilayah Kemenag Provinsi, hingga Unit-Unit Kerja Kemenag Pusat dengan terpadu.
Dalam setiap perhelatan acara pernikahan tentunya
akan ada banyak acara yang dilangsungkan, mulai dari acara penyambutan sampai
kepada acara sawer panganten! Nah, biasanya dalam sebuah acara pernikahan di
daerah pasundan, terdapat acara yang paling sakral selain akad (Ijab Qabul).
Pada kesempatan ini kami akan memberikan sedikit referensi narasi sungkeman,
yang mudah-mudahan dapat menjadi bahan bagi anda yang membutuhkan. Namun jika
masih ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan narasi ini, kritik dan saran
sangat kami tunggu, demi perbaikan dan potingan berikutnya.
Berikut narasi lengkap sungkeman dalam acara
upacara adat dari Pernikahan Adat Sunda. Semoga bermanfaat!
NARASI SUNGKEMAN
Ka dulur-dulur anu sami rawuh,
baraya anu sami lenggah, sim kuring sateuacan ngiring jabung kumalaku, lumampah
cumarita seja wakca balaka, wiréh sim kuring sanés pujangga anu ahli ngaréka
basa, sanés sastrawan anu ahli dina ngaraéh caritaan. Kumargi kitu paralun
maklum anu kasuhun, hampura anu diteda, boh bilih dina ngadadar ieu acara
kirang nyorang kana kakedahannana.Ka para ahli ngukir sya’ir, pujangga ahli sastra
mugia ulah haru ulah ganggu, sawios sim kuring neda widi paralun maklum
sakedapan hoyong dikoréksi, diropéa, ogé dioméan manawi tiasa nyampurnakeun
kana curat-corét sim kuring.
Bubuka
Bismillahirrohmanirrohim.
Kalayan nyebat Asma Pangéran,
Dzat anu Maha Welas tur Maha Asih. Seja kaula ngawitan mituturan sapasang manusa anu kiwari
parantos ngahiji kalayan widi Gusti Nu Maha Suci ngalangkungan jalan
jatukrami.
Dina ngawitan ngambah
ngabaladah sagaraning kahirupan, teu pisan-pisan urang samudayana anu sami
kersa sumping, kalayan ridlo lillahi ta’ala ngagebregkeun jiad pangdu’a ka dua
mempelai. Ngalangkungan du’ana Rasululloh SAW. Mangga urang ‘aos sasarengan :
Bismillahirrohmanirrohim….
Baarokallohu laka wabaroka
‘alaika wa jama’a bainakuma fi khoiir
(Mugia kabarokahan sareng
kasinugrahaan Alloh tumetep euntreup, nyanding mipir ngabanding, lamokot
geugeut ka hidep duaan, sareng pamudah-mudahan hidep duaan dikumpulkeunana ku
Alloh téh sinanding jeung kasaéan, amin).
“Jeung Kami geus marentahkeun ka manusa
(pikeun ngabakti) ka indung bapana; indungna geus ngakandung manéhna dina
kaayaan lemah anu kalangkung-langkung lemahna, jeung indungna ngasuh manéhna
salila dua taun. Kudu syukuran ka Kami jeung ka indung bapa anjeun, ngan ka Kami wungkul anjeun bakal mulang. (QS. Luqman : 14)
Mangga ka pasangan panganten, geura lumampah
nyaketan kana pangkonan ibu rama
Kasép, Geulis…
Heup eureunkeun lengkah anjeun
duaan dipayuneun ibu rama. Teuteup kalawan geugeut pameunteu marantenna. Sawang
ku hidep duaan ka alam ka tukang anu jauh narawangan. Pék patepungkeun
paneuteup ajeun jeung paneutep indung bapa. Bayangkeun ku hidep yén dina satétés getih anu
ngaléméréh, sahégak nafas anu ngadami dina angen. Pék rarasakeun ku hidep
ratugna jajantung, rénghap ranjugna rarasaan. Tamperkeun dina sirah, seuseup
ngaliwatan napas lalaunan singreup alon-alon, kalayan rarasakeun yén hidep téh
keur nyeuseup kanyaah jeung kahémanna indung bapa.
Prak, mangga ujang-nyai. Kasép
– Geulis, Neng ….. Cep….. geura nyaluuh kana lahunan nu jadi indung.
Saméméh hidep duaan barang
pénta kanu jadi indung, pék haturananan heula tawis rasa tumarima ngalangkungan
basa ka anjeuna. Kalayan dimimitian ku keretegna manah. Uningakeun kanu janten
ibu, kieu unina : “Ema, dina danget ieu kalayan syaré’atna disakséni ku kadang
wargi anu hadir di dieu, hakékatna disakséni ku Alloh SWT, langkung tipayun
abdi seja ngahaturkeun rebu nuhun laksa ketik kabingahan kana kasaéan anu
parantos dipaparinkeun ka abdi. Abdi jelas kahutangan ku Ema, ti kawit abdi di
kandung anu ilaharna salami salapan sasih, tangtos kapayahan anu
langkung-langkung. Siang kalayan wengi Ema teu weléh sumujud ka Rabbul ‘Izzati,
tumamprak ka Gusti Alloh neneda palay dipaparin putra-putri anu sampurna
salamet, waluya sapuratina.
Kasawang ku abdi kasusah Ema,
nalika bureuyeungan, seunggah gulang gasahan. Patuangan nyelekit beuki narikan.
Celekit dina parindikan, jeletot dina bobokong, reyang-reying teu betah cicing.
Harita basa tengah peuting Ema humarurung nyalira. Sakawitna moal
ngageumpeurkeun balaréa. Sugan jeung sugan kanyeri dina patuangan bakal
ngurangan. Nanging sanés ngurangan nyeri anu aya, malihan tambih-tambih nyeri.
Harita, Ema ngajerit maratan langit ngocéak maratan jagat. Ménta tulung, ménta
nyalindung.
Ema parantos béak déngkak
nahan kanyeri jeung kapeurih. Luut léét kesang badag, késang leutik burayoan
maseuhan sakujur salira. Nguyang darah, mandi getih, sakapeung dibarung ku
kasusah, sakapeung haté tugenah. Harita Ema parantos ngaboreuhkeun jiwa raga,
nyawa pingaraneunana. Anu namina ngajuru, luyu sareng istilahna. Hartina nyawa Ema
téh aya dina sajuruna deui.
Ema….. Dina waktu Ema ngalahirkeun
abdi, Ema bajuang dina tungtung hirup. Tanaga Ema, engapan Ema, kesang Ema, cai
soca Ema, getih Ema nyurugcug maseuhan bumi pikeun mélaan anu jadi anak.
Nalika gubrag si jabangbayi gumelar ka alam dunya,
denghékna sora orok ceurik sataker kebek, ceurik munggaran anu minuhan
wewengkon alam. Nya harita pisan basa ninggang kana wanci subuh abdi lahir ka
alam dunya. Ti harita Ema teu bisa kulem anu tibra, teu bisa léha-léha.
Ngupahan tur ngabélaan nu jadi anak. Budak gering milu gering, budak rungsing
henteu pusing. Ema milampah sadaya kabutuh nu jadi anak dumasar kana kaikhlasan
jeung ngagedurna rasa kanyaah anu taya wates wangenna.
Ema…., mugia dina danget ieu, wanci
kiwari abdi ngésto tina lelembutan abdi anu pangjero-jerona, tina mamaras manah
anu sadasar-dasarna abdi neda hampura tina samudaya dosa perdosa.
Tinangtos dosa abdi anu janten putra moal kaétang seueurna. Abdi yakin sanajan
sakumaha benduna, Ema lautan hampura jembar manah tiasa ngahapunten ka jisim abdi.
Narasi Indung
Deudeuh teuing kasép,
geulis anak Ema saleresna kasedih Ema dina danget ieu lain kusabab kapusingna
indung kanu jadi anak. Keun sagala kasalahan anu geus dipilampah kuhidep dina
waktu anu ka tukang ku Ema dihampura. Naning anu ngalantarankeun Ema sedih
danget ieu téh nyaéta kabeurat haté indung kanu jadi anak. Asa kamari hidep ku Ema
disééh, diakod-akod waktu orok, diméménan waktu budak. Harita basa hidep
gégag-gégag diajar leumpang, bari sakapeung titotorojol ti kajauhan hidep
tékah-tékah bari tuluy ngagabrug kana lahunan Ema. Bungah amar wata suta haté
anu jadi indung, nalika nu jadi anak tumuwuh mekar kalayan sampurna.
Kiwari, ti harita mangsa
ngaliwat bari teu karasa. Geuning si kasép anu dihancleung-hacleung ku Ema, si
Geulis anu ditimbang-timbang ku Ema teu sangka geuning geus sawawa, dewasa,
manjing milampah rumah tangga. Nyukcruk galur sunnah Rasul, mapay lacak papagon
agama. Samémangna parantos titis tulis ti ajalina, gurat qodar Nu Maha Kawasa. Hidep kiwari seja
ngamimitian ngabaladah sagara rumah tangga. Geura bral miang, bébér layar tarik
jangkar ku Ema didu’akeun mugia sing tinemu jeung kabagjaan dunya katut ahérat.
Mangga kasép, geulis geura
ingkah tina lahunan Ema ngalih kana panggonan apa
Prak tumamprak, rep sidakep,
sir budi cita rasa. Sagulung-sagalang sukma nu paanggang kiwari ngahiji dina
seuseukeut kaasih kolot kanu jadi anak. Ujang, nyai – kasép, geulis. Sok
puseurkeun panyawang hidep kana kanyaah nu jadi bapa.
Narasi anak
Apa…., rumaos abdi mindeng
musingkeun ka Apa. Dina danget kiwari clik putih jatining bersih, clak hérang
jatining padang, ti luhur sausap rambut ti handap sausap dampal, getih satétés
ambekan sadami, kiwari abdi neda jembar hampura tinu jadi bapa.
Narasi bapa
Beu kasép, geulis. Malati
lingsir na ati, angsana ligar ku mangsa. Hamo lingsir dina wanci, moal ligar
dina mangsa. Kiwari wanci tur mangsana Apa dumareuda wakca balaka ka hidep
duaan. Sabenerna, gunung karahayuan, pasir kaasih, sagala kanyaah Apa kahidep téh mémang
langka kakedal ku lisan, jarang karaba ku carita. Naning sanajan kitu,
ngahunyudna kanyaah Apa ka hidep téh tinangtos langkung-langkung kanyaah.
Sabab, sagala rupa anu diusahakeun ku Apa bélaan ngadua-duakeun huap, ti
sruk-sruk tidungdung bélaan poho ka temah wadi, teu aya lian nyaéta mélaan nu
jadi anak. Melak kai, ngingu sapi tur sagala cacawisan hirup taya lian nyaéta
ngakirangan nu jadi anak.
Anaking…. Dina salila ngipayahan,
nyumponan kabutuh hirup nu jadi anak. Sakapeung mah Apa téh mindeng baringung,
ditambah bangluh kasusah nalika teu bisa nyumponan kahayang nu jadi anak. Apa
rajeun ngalamun, mikiran tur narékahan kumaha carana sangkan kahayang nu jadi
anak bisa kacumponan sapuratina.
Keun cuang teundeun kakeuheul
anu geus harareubeul, cag cuang tunda kangéwa anu geus tiheula. Cuang ganti ku
budi anu sajati, ku wajah anu marahmay. Sok ku Apa kiwari hidep dihampura,
sagala rereged, kaijid, kangéwa, tur kageuleuh, kiwari balungbang timur, caang bulan opat welas, jalan
gedé sasapuan.
Cag, anaking geura tandang
miang makalangan, geura milampah babarengan kalayan diwuwuh ku du’a nu janten
sepuh. Dijiad ku panghiap nu jadi bapa. Montong melang, tong salempang
léngkahkeun sampéan bari ngucapkeun niat seja milampah tugasna Pangéran……
Tuh geuning, sagara tanpa
tutugan. Sagara tanpa basisir geus ngagupayan ménta dikojayan. Bralgeura undur tina pangkonan,
geura hontal kasinugrahan. Hayu urang hirup babarengan, Apa geus nyiapkeun
kandaraan juang pikeun ngajugjug lembur pangharepan.
Sok didu’akeun ku Apa lahir
katut batin, mugia hidep duaan tinemu jeung kabagjaan…
Sumangga kasep, geulis ayena gera sungkem ka Ibu
Mertua.
Ema…. Ieu abdi putra mantu ema… nyanggakeun sungkem
pangbakti ka salira nu miheman, Mageuhan tali kasono. Pidu’a anu kasuhun, widi ema
kalih apa. Abdi tiasa laksana, enggoning ngalakirabi.
Anaking ku ema hamo disaha-saha, hamo di naha-naha,
anak ema asal hiji jadi dua, poe ieu ema munajat ka Allah Subhanawataala tumamprak
ku dua dampal leungeun, nampa kadatangan hidep, hidep anu dipikameumeut tur
dipikanyaah Anu moal daek laos, moal arek luntur ku waktu.
Anaking jimat awaking, ema bagja liwat saking.
Hidep baris ngaping ngajaring, rumawat ka anak ema. Masing teteg, masing
panceg, ulah ham ham. Du’a ema nyarengan lumampahna hidep.
Tos ujang… nyai… ayena gera ngalih sungkem ka bapa
mertua.
Apa…. Ieu abdi … putra mantu … Ieu aya kajabi
sabada abdi rengse akad pertikahan seja sujud mundut do’a, kalayan rido ti
salira.
Apa anu mikaasih ka jisim abdi, abdi neda pidu’ana,
seja miheman ka tuang putra. Sapapait samamanis, sasarengan silih uyunan, ngahontal
rido pangeran.
Bral anaking, mudah-mudahan jodo hidep duaan aya
dina ridona Gusti. Apa ngajurung du’a, Ya Allah pangeran abdi sadya mugia pun
anak aya dina ayem tentrem, repeh rapih, cageur bageur lahir bathin. Sareundeuk
saigel, sabobot sapakayonan… Aya dina panangtayungan anjeun ya Allah
Bral anaking … Do’a apa marengan hidep
Nun Gusti Pangeran abdi sadaya… mugi Gusti
ngahapunten kalepatan jisim abdi, pon kitu kalepatan sepuh abdi. Sareng mugi Gusti
mikanyaah mikaasih ka aranjeunna sapertos aranjenna mikanyaah ka abdi waktos
alit.
Marilah kita senantiasa berupaya meningkatkan ketaqwaan kita kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Taqwa yang membuat kita mentaati perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya. Taqwa yang membuat kita mencintai Rasulullah dan meneladaninya.
Sebab melalui Rasulullah-lah kita tahu apa yang diperintahkan Allah dan apa
yang dilarang-Nya.
Kita berada di bulan Rabiul Awal. Bulan Maulid. Bulan kelahiran
Rasulullah Muhammad ﷺ. Namun lebih dari itu, ada sejumlah peristiwa
penting yang terjadi pada bulan ini. Tiga di antara peristiwa terpenting pada
bulan Rabiul Awal ini adalah kelahiran Rasulullah, hijrah ke Madinah dan
wafatnya Rasulullah ﷺ.
Rabiul Awal adalah bulan maulid. Bulan lahirnya Rasulullah ﷺ menurut jumhur ulama. Tepatnya pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal
tahun Gajah sebagaimana disebutkan Ibnu Katsir Rahimahullah dalam Sirah
Nabawiyah.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Nabi ﷺ dilahirkan pada hari Senin, diangkat menjadi Nabi pada hari Senin,
wafat pada hari Senin, keluar hijrah dari Makkah ke Madinah pada hari Senin,
tiba di Madinah pada hari Senin dan mengangkat hajar aswad (untuk diletakkan di
tempatnya) juga pada hari Senin.” (HR.
Ahmad dan Thabrani dalam Al-Kabir)
Keajaiban saat kelahiran Rasulullah yang bersumber dari hadits shahih,
kata Syaikh Mahmud Al Mishri adalah ibunda Nabi melihat cahaya keluar darinya
dan menyinari istana-istana Romawi di negeri Syam saat Rasulullah dilahirkan.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Aku adalah do’a ayahku Nabi Ibrahim,
kabar gembira Nabi Isa dan ibuku melihat cahaya keluar darinya menerangi
istana-istana di Syam” (HR. Ahmad dan Hakim)
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan terkait hadits ini, “Keluarnya cahaya
saat lahirnya Rasulullah ﷺ adalah sebuah indikasi atas apa yang akan datang
bersamanya. Yakni cahaya yang dijadikan petunjuk oleh penduduk bumi dan
hilangnya syirik dari muka bumi.”
Dan benar. Hanya dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari setelah Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam diutus menjadi Rasul, cahaya tauhid tersebar ke
seluruh jazirah Arab. Dan hari ini, kita mendapati lebih dari 1,7 miliar
penduduk dunia adalah muslim.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Bulan Rabiul Awal juga merupakan bulan hijrahnya Rasulullah ﷺ ke Madinah. Di saat semua sahabat telah berhijrah ke Madinah, hanya
tinggal Rasulullah dan Abu Bakar yang belum berangkat. Beliau menunggu perintah
Allah, kapan waktu yang tepat untuk berangkat.
Setelah turun perintah Allah, Rasulullah dan Abu Bakar pun berangkat ke
Madinah, setelah malamnya Ali bin Abu Thalib menggantikan beliau di tempat
tidur untuk mengecoh kafir Quraisy yang akan membunuhnya.
Rasulullah dan Abu Bakar pergi ke Madinah dengan mengambil rute yang
tidak biasanya. Mereka berdua bersembunyi di Gua Tsur terlebih dahulu untuk
menghindari pengejaran oleh kaum kafir Quraisy.
Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan bahwa Rasulullah tiba di Madinah
tepat pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Bulan Rabiul Awal juga merupakan bulan wafatnya Rasulullah ﷺ. Pof Dr Ali Muhammad Ash Shalabi di dalam bukunya Sirah Nabawiyah
menjelaskan bahwa beliau wafat pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11
hijriyah dalam usia 63 tahun.
Kaum muslimin sangat sedih di hari itu hingga Anas radhiyallahu ‘anhu
mengatakan, “Saat Rasulullah tiba di Madinah, itulah hari yang menyinari segala
sesuatu. Saat beliau wafat, itulah hari yang membuat segalanya gelap.”
Menjelang beliau wafat, yang paling beliau pikirkan adalah umatnya. Maka
beliau pun mengucapkan “ummati.. ummati…” Beliau sangat mengkhawatirkan
umatnya. Umat yang selama ini dibela dan diperjuangkan. Umat yang selama ini
senantiasa dibinanya. Umat yang selama ini dikasihinya.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Kelahiran Rasulullah adalah rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebelum diangkat menjadi Rasul, beliau sudah memikirkan tentang umat manusia.
Mengapa mereka tersesat, mengapa mereka saling menindas. Dan mengapa tatanan
kehidupan masyarakat demikian jahiliyah.
Dan setelah beliau diangkat menjadi Rasul, sejak saat itu beliau
senantiasa berjuang untuk menyelamatkan umatnya dari kejahiliyahan dan
kesesatan yang bisa menjebloskan mereka masuk neraka.
Allah menggambarkan kecintaan dan kasih Rasulullah kepada umat dalam
firman-Nya:
“Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat
terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin” (QS. At Taubah: 128)
Begitu berat terasa oleh beliau penderitaan umat sehingga beliau
bersedia menebus dan meringankan penderitaan itu. Misalnya sakaratul maut yang
demikian berat. Saat menjelang wafat, putri beliau Fatimah radhiyallahu ‘anha
bertanya, “apakah sakaratul maut sakit ya Rasulullah.” Rasulullah justru
meminta kepada Allah agar sakitnya sakaratul maut umat ditanggung beliau.
Andaikan beliau tidak menanggung sebagian sakaratul maut umatnya, tentu
sakaratul maut yang dirasakan umat ini sangat berat. Berlipat-lipat dari
sakitnya sakaratul maut sekarang. Namun, demi meringankan penderitaan umatnya,
Rasulullah menanggung itu semua.
Beliau sangat menginginkan keimanan dan keselamatan umat. Maka beliau
siang malam berdakwah. Siang malam berdoa. Bahkan, ketika disakiti oleh
kaumnya, hal itu tidak menghentikan dakwah beliau.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Rasulullah sangat penyayang kepada orang-orang mukmin. Karenanya beliau
menyimpan doa pamungkas sebagai syafaat di akhirat kelak. Ketika orang-orang
kepanasan, kehausan dan ketakutan di padang mahsyar, Rasulullah akan memanggil
umatnya untuk diberi minum di telaga kautsar beliau. Orang yang telah minum
dari telaga itu takkan kehausan lagi selama-lamanya.
Dan di saat semua manusia bingung berharap pertolongan, mereka
mendatangi sejumlah Nabi mulai Adam, Musa, hingga Isa, semuanya tak ada yang
bisa memberikan syafaat. Akhirnya mereka semua datang kepada Nabi Muhammad dan
beliau pun memberikan syafaat kepada umatnya.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Jika demikian besar cinta Rasulullah kepada kita, bagaimana cinta kita
kepada beliau? Di bulan Rabiul Awal ini, marilah kita merenung dan bermuhasabah.
Sudahkah kita memperbanyak sholawat kepada
beliau? Sebab diantara tanda cinta adalah banyak menyebut nama kekasihnya. Dan
sebaik-baik menyebut nama Rasulullah adalah dengan bershalawat kepada beliau.
Satu shalawat akan diganjar dengan sepuluh kebaikan, dihapuskan sepuluh dosa
dan diangkat sepuluh derajat. Siapa yang paling banyak shalawatnya, dialah yang
paling berhak mendapat syafaat Rasulullah di akhirat kelak.
“Orang yang paling berhak mendapatkan syafa’atku di hari kiamat adalah
orang yang paling banyak bersholawat kepadaku” (HR. Tirmidzi)
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Semoga
kita semua termasuk orang-orang yang selalu bershalawat dan menjalankan sunnah
Rasulullah sebagai bukti cinta kita. Dan kita semua akan mendapatkan cinta dan
syafaat dari beliau Rasulullah Muhammad ﷺ, amiin ya Rabbal ‘alamin.
Saba’da manjantkeun puji syukur ka Allah Robbul Ghofur, shalawat sarta
salam ka jungjunan agung, te hilap khatib umajak hayu urang sami-sami istiqomah
dina ningkatkeun kaimanan sareng kataqwaan urang ka Allah ﷻ, taqwa anu ngajadikeun
urang cinta ka Rasulullah. Sabab ngalangkungan mantena urang apal naon hal anu
diparentahkeun ku Allah jeung nu dicegah-Na.
Ayena urang aya dina bulan Robi’ul Awal, bulan Maulid. Bulan dilahirkeunana
Rasulullah Muhammad ﷺ. Nanging langkung ti eta, aya sababaraha peristiwa
penting anu terjadi dina bulan ieu. Tilu diantawisna nyaeta dina bulan Robiul
Awal ieu dilahirkeunana Rasulullah, hijrahna ka Madinah sarta wafatna
Rasulullah ﷺ.
Robiul Awal ilaharna disebut bulan maulid. lantaran lahirna Rasulullah ﷺ numutkeun jumhur ulama tepatna dina dinten Senen kaping 12 Robi’ul Awal
taun Gajah sakumaha disebutkeun ku Ibnu Katsir Rahimahullah dina Sirah
Nabawiyah.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu ngariwayatkeun yen: “Nabi ﷺ dilahirkeun dina dinten Senen, diangkat janten Nabi dina dinten Senen,
wafatna dinten Senen, kaluar hijrah ti Makkah ke Madinah dina dinten Senen, sumping
di Madinah dina dinten Senen jeung ngangkat hajar aswad (pikeun disimpen dina
tempatna) oge dina dinten Senen.” (HR.
Ahmad sareng Thabrani dina Al-Kabir)
Kaajaiban saat kalahiran Rasulullah anu sumberna tina hadits shahih, saur
Syaikh Mahmud Al Mishri yen ibunda nabi ninggal cahaya kaluar tur nyaangan istana-istana
Romawi di negeri Syam mangsa Rasulullah dilahirkeun.
Rasulullah ﷺ ngadawuh: “Kami mangrupa do’a bapa kami Nabi
Ibrahim, kabar gumbira Nabi Isa jeung indung kami ninggal cahaya kaluar nyaangan
istana-istana di Syam” (HR. Ahmad jeung Hakim)
Ibnu Rajab rahimahullah ngadugieun
perkara hadits ieu, “Kaluarna cahaya mangsa lahirna Rasulullah ﷺ mangrupa hiji ciri tina naon nu bakal datang. Yakni cahaya anu ngajadikeun
pituduh ku penduduk bumi jeung leungitna syirik ti muka bumi.”
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Bulan Robiul Awal oge mangrupi bulan hijrahna Rosulullah ﷺ ka Madinah. Saba’da turun perintah Allah, Rosulullah sareng para
sahabat angkat hijrah ka Madinah,
Ibnu Katsir rohimahullah ngajelaskeun yen Rosulullah sumping di Madinah
tepat dina dinten Senen kaping
12 Robiul Awal.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Bulan Robiul Awal oge mangrupa bulan wafatna Rasulullah ﷺ. Pof. Dr. Ali Muhammad Ash Shalabi dina bukuna Sirah Nabawiyah ngajelaskeun
yen Rasulullah wafat dina dinten Senen
ping 12 Robiul Awal taun 11 Hijriyah dina yuswa 63 tahun.
Nalika anjeuna bade pupus, anu paling diemutan ku anjeuna nyaeta
ummatna. Maka anu kaluar tina lisan anjeuna nyaeta “ummati.. ummati… ummati..” Mantena
melang ka umatna. Umat anu salami ieu dibela jeung diperjuangkeun. Umat anu salami
ieu dibina. Umat anu salami ieu dipikanyaah.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Rasulullah ﷺ nyaaheun pisan ka jalma-jalma mukmin. Makana
mantena nyimpan do’a pamungkas anu mangrupa syafaat engke jaga di akhirat. Nalika
jalma-jalma kapanasan, kahausan jeung kasieun di padang mahsyar, Rasulullah bakal
manggil umatna pikeun dipaparin ngaleueut di telaga kautsar. Maka jalma-jalma anu
tos ngaleueut cai ti telaga eta moal hanaang salalamina. Jeung nalika
jalma-jalma singkuriling milari syafaat ka para nabi, maka mung mantena wungkul
nu maparin syafaat ka ummatna.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Mun ninggal kana ageungna rasa cinta Rasulullah ka urang salaku ummatna,
ayena sakumaha rasa cinta urang ka anjeuna? Kukituna di bulan Robiul Awal ini, hayu
urang seueurkeun tafakur jeung muhasabah.
Tos sabaraha seueur urang ngaoskeun sholawat ka anjeuna? Sabab salah
sahiji ciri cinta nyaeta seueur nyebut name kakasihna, Jeung pangalus-alusna
nyebut nami Rasulullah ku maos shalawat ka mantena.
Hiji shalawat bakal diganjar ku sapuluh kahadean, dihapus sepuluh dosa jeung
diangkat sepuluh derajat. Sing saha jalma anu loba shalawatna, maka anjeuna
jadi jalma nu paling seueur kenging syafaat Rasulullah di akhirat jaga.
Sakumaha duhannana:
“Jalma anu paling berhak kenging syafa’at kami di poe kiamat nyaeta
jalama anu paling seueur sholawat ka kami” (HR.
Tirmidzi)
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Mudah-mudahan
urang sadayana kalebet jalmi-jalmi anu istiqamah nyeueurkeun shalawat sarta
ngajalankeun Sunnah Rasulullah ﷺ anu mangrupi hiji bukti cinta urang ka
mantena. Jeung urang sadayana kenging cinta tur syafaat jaga di yaumil akhir. amiin ya Rabbal ‘alamin.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Bersyukur kepada Allah dengan mengucapkan Hamdalah.... pada kesempatan kali ini, saya ingin berbagi kebahagiaan, karena di tahun 2019 ini, tepatnya di hari Idul Fitri 1440 H. saya diberi kesempatan pertama untuk menyampaikan khutbah Idul Fitri di kampung. Karena saya orang sunda, sehingga khutbah yang singkat ini menggunakan bahasa daerah. Tapi walau khutha saya ini masih jauh dari sempurna, namun sebagai sebuah pembelajaran bagi diri saya pribadi. Bagi sahabat yang ingin menjadikan referensi silahkan bisa diunduh pada tautan berikut.
Semoga bermanfaat....
Barakallahu lii walakum.